COMMUNICATION TOXIC

Selamat datang bulan Ramadhan. Saatnya kita berpuasa untuk "membersihkan" hati.

Tidak cuma hati saja yang perlu dibersihkan tetapi kita perlu juga untuk menjaga lisan kita.

Saya memperhatikan selama ini, ternyata ada beberapa "racun" (toxic) dalam berkomunikasi. Racun ini bisa dianggap sebagai penghambat komunikasi itu sendiri.

Komunikasi itu terbilang lancar apabila :

1. Less distraction.

Pernah ga merasa dicuekin saat ngobrol karena lawan bicara kita terpaku sama gadgetnya? Atau menemukan kendala mengungkapkan sesuatu karena di otak kita berseliweran banyak pikiran dan masalah? Yup mau komunikasinya lancar? Cobalah untuk prioritaskan fokus pada hal yang ingin dibicarakan. Simpan dulu gadgetnya, kesampingkan dulu masalah pribadi jika kita sedang membahas hal yang penting bagi banyak orang. Kurangilah gangguan (distraction) di otakmu :)

2. Be a good listener.

Jadilah pendengar yang baik. Mulailah sabar mendengarkan cerita orang lain. Setiap orang maunya bicara terus supaya dia diperhatikan. Jangan jadi pribadi yang egois. Sesekali posisikan diri jadi pendengar yang baik. Perhatikan wajah dan mata lawan bicara, yakinkan dia kalau kita empati terhadapnya. Buat dia percaya dengan kita.

3. More initiative to start a conversation.

Cobalah berinisiatif untuk memulai pembicaraan dengan orang lain. Jangan selalu menunggu kita yang diajak bicara. Kalau kita memang orang penting sih boleh bersikap jual mahal, tetapi jika ingin dikenal banyak orang, cobalah untuk menjadi pusat perhatian sebagai seseorang yang luwes dalam berkomunikasi. Jangan takut dan ragu.

Bulan Ramadhan kayaknya tepat buat kita yang mau belajar lebih baik lagi komunikasinya. Jangan pelit senyum deh. Senyum dan sapa bisa jadi awal sebuah pembicaraan yang menarik. Good luck #amazingpresenter :))

#publicspeaking